Museum BPK RI mengadakan pelatihan konservasi bagi para pengelolanya. Ini merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam pemeliharaan dan perlindungan untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan koleksi museum. Tahun ini, pelatihan yang diadakan pada Senin, 6 Mei 2024 pukul 13.00 di Ruang Pamer Museum BPK RI, berfokus pada konservasi koleksi berbahan logam.
Kegiatan diawali dengan sambutan dari kepala Museum BPK RI, Dicky Dewarijanto, yang menyampaikan harapannya agar pelatihan ini dapat menjadi pembelajaran berharga bagi semua peserta. “Siang hari ini adalah pembelajaran bagi kita semua semoga kedepannya kita bisa mempraktekkan supaya koleksi kita yang ada di museum menjadi lebih awet lagi,” ujarnya.
Narasumber yang diundang adalah Ari Swastikawati, seorang konservator museum dan cagar budaya dari Balai Konservasi Borobudur. Dengan latar belakang pendidikan Arkeologi dan pengalaman bertahun-tahun dalam bidang konservasi, ia aktif berbagi ilmu sebagai pemakalah, narasumber, dan pengajar di bidang konservasi baik di dalam maupun luar negeri.
Dalam paparannya, Ari menekankan bahwa ilmu konservasi adalah ilmu yang terus berkembang. Metode yang saat ini dianggap terbaik mungkin saja akan digantikan oleh metode baru di masa mendatang. Oleh karena itu, penting bagi pengelola museum untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam metode konservasi untuk menjaga dan merawat koleksi yang ada.
Proses konservasi logam memerlukan langkah awal berupa identifikasi jenis dan komposisi logam serta kondisi koleksi dan lingkungannya. Hal ini penting untuk menentukan metode konservasi yang tepat. Penggunaan bahan-bahan alam sangat dianjurkan dalam proses ini. Setelah kegiatan konservasi selesai, evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan metode yang dipakai sudah sesuai.
Peserta pelatihan juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan praktek langsung. Mereka diajarkan cara membersihkan koleksi logam menggunakan bahan sederhana seperti kertas tisu berserat, lap microfiber, minyak Singer, serta campuran soda kue dan aquades. Koleksi logam di Museum BPK RI yang dijadikan contoh dalam praktek ini antara lain Mesin Cetak Heidelberg, Mesin Ketik, Plakat, Lambang BPK, Proyektor, dan Tanda Pangkat.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para pengelola Museum BPK RI dapat menjaga dan merawat koleksi museum dengan lebih baik. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang terus ditingkatkan, koleksi museum akan lebih awet dan tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.