Kertas adalah salah satu koleksi museum yang sangat rentan terhadap kerusakan. Hal ini disebabkan karena kertas berasal dari bahan organik. Pencegahan dan perawatan kertas dapat dilakukan dengan konservasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan. Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pengelola museum mengenai perawatan dan pemeliharaan kertas, Museum BPK RI mengadakan kegiatan Workshop Konservasi Kertas. Workshop ini diadakan pada Rabu, 3 November 2021 di Ruang Pamer Museum BPK RI. Workshop konservasi kertas ini diikuti oleh pengelola Museum BPK RI dan beberapa pengelola museum di Kota Magelang.
Workshop ini diawali dengan sambutan Kepala Museum BPK RI, Dicky Dewarijanto. Beliau mengatakan kegiatan workshop ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan staf-staf museum tentang pemeliharaan dan perawatan kertas. Seperti diketahui, Museum BPK memiliki koleksi kertas dalam bentuk buku-buku Staatsbald, Bij of Staat, dan Almanak yang merupakan peninggalan zaman Belanda.
Museum BPK RI mengundang Bapak Nahar Cahyandaru, Pamong Budaya Balai Konservasi Borobudur, sebagai narasumber. Dalam paparannya, Beliau mengatakan bahwa proses kerusakan atau pelapukan kertas dapat terjadi karena proses waktu, kelembapan, panas, sinar matahari, angin, air, hujan, bencana alam, dan manusia. Permasalahan konservasi kertas yang sering dijumpai antara lain terdapat serangga (rayap, kutu buku), mikroorganisme (jamur, kapang, bakteri), asam, perubahan warna, kerapuhan, kerusakan fisika (sobek, lepas, dll), dan dampak bencana (terbakar, basah, dll). Nahar juga mengatakan bahwa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan pengendalian faktor internal dan eksternal terhadap koleksi kertas. Faktor internal merupakan faktor bawaan yang menyatu di dalam benda koleksi seperti bahan, desain, dan teknologi. Di sisi lain, pengendalian faktor eksternal merupakan salah satu upaya penting dalam konservasi. Bentuk pengendalian terhadap faktor eksternal adalah pengaturan kondisi lingkungan mikro pada storage/display dan pencegahan serangan organisme perusak.
Diskusi dan tanya jawab mewarnai kegiatan workshop konservasi kertas ini. Workshop ini ditutup dengan praktik konservasi kertas. Konservasi kertas dapat dilakukan dengan pembersihan manual, penghilangan jamur, netralisasi asam, dan perkuatan kertas rapuh/laminas. Pada kesempatan ini, Nahar memimpin praktik perkuatan kertas rapuh/laminas. Para peserta tampak antusias dalam melakukan praktik konservasi kertas. Diharapkan ilmu yang diperoleh selama workshop ini dapat diterapkan dengan baik, sehingga koleksi kertas dapat terjaga dengan maksimal.