Museum opening hours: 9AM to 3PM. Buka Setiap Hari

Mengupas Pemanfaatan Gedung Eks Keresidenan Kedu dan Museum BPK RI

Museum BPK RI menyelenggarakan webinar online bertema “Jejak Sejarah Pemanfaatan Gedung Museum BPK dan Eks Keresidenan Kedu.” Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengenal sejarah dan cagar budaya Kompleks Eks Keresidenan Kedu. Webinar yang diadakan pada Kamis, 19 Agustus 2021 ini diikuti oleh pegawai BPK, pelajar, mahasiswa, guru, peminat sejarah, dan masyarakat umum.

Webinar online ini mengundang dua narasumber, yaitu Dr. Wahyu Utami, S.T. (dosen dan peneliti dalam Bidang Pelestarian Arsitektur) dan Dicky Dewarijanto, S.E., M.M. (Kepala Museum BPK RI) dengan moderator Bagus Priyana (Komunitas Kota Toea).

Pada umumnya gedung pemerintahan berada di sekitar alun-alun atau di sekitar rumah bupati. Namun, lokasi Kompleks Keresidenan Kedua berada di sebelah barat kota. Menurut Wahyu Utami, hal ini dikarenakan lokasi tersebut merupakan tempat yang tepat untuk menikmati keindahan pemandangan alam Kota Megelang. Pemandangan yang terlihat dari Kompleks Keresidenan Kedu ini, antara lain Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Pegunungan Menoreh, terasering sawah, dan Sungai Progo. Selain itu, Wahyu menambahkan kompleks ini juga dijadikan daerah pengontrol keamanan karena pada saat itu daerah pegunungan dijadikan sebagai daerah gerilya masyarakat melawan Belanda.

Wahyu menjelaskan Kompleks Keresidenan Kedu mulai dibangun tahun 1819. Pada awalnya, kompleks ini merupakan Tangsi Inggris sebelum ada pemusatan pemerintahan. Kompleks Keresidenan Kedu setelahnya digunakan sebagai kantor residen, kantor dewan, dan rumah residen. Setelah beberapa waktu, terdapat pergantian pemanfaatan gedung di kompleks tersebut, yaitu sebagai kantor pemerintahan pusat sementara (Kantor BPK, Kementerian Keuangan, Kementerian Kemakmuran) karena pada saat itu ibu kota dipindahkan ke Yogyakarta. Kemudian, sempat digunakan sebagai kantor pembantu gubernur, bakorwil, BPK, dan kampus UGM cabang Magelang. Untuk saat ini, pemanfaatan gedung di kompleks ini, yaitu kantor dinas tingkat I dan Museum BPK RI.

Sementara itu, Dicky Dewarijanto menjelaskan tentang sejarah Museum BPK RI. Menurut catatan sejarah, terpilihnya Magelang menjadi lokasi Museum BPK RI karena Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pertama kali diresmikan di Kota Magelang pada 1 Januari 1947. Museum BPK RI diresmikan pada 4 Desember 1997 oleh Johannes Baptista Sumarlin (Ketua BPK periode 1993-1998), di Kota Magelang. Pada tahun 2016, dilakukan pengembangan dan renovasi Museum BPK RI. Museum BPK RI kemudian diresmikan kembali pada 9 Januari 2017 oleh Sapto Amal Damandari (Wakil Ketua BPK RI periode 2014 – 2017). Kini, Museum BPK RI sudah bertransformasi menjadi museum post-modern dengan tampilan lebih berwarna, dilengkapi perangkat elektronik dan penyimpanan koleksi foto dalam bentuk digital.

Museum BPK RI diharapkan tidak hanya sebagai sarana edukasi tentang sejarah dan perkembangan BPK RI, tetapi juga sebagai sarana rekreasi bagi para pengunjung.