Selasa, 14 Desember 2021 Museum BPK RI menyelenggarakan kegiatan Sarasehan dan Diskusi Permuseuman. Kegiatan yang bertema Transformasi, Sinergitas, dan Tantangan Museum di Masa Depan ini diikuti oleh pengelola Museum BPK RI dan museum-museum Bantul. Selain itu, Museum BPK Ri juga mengundang museum-museum se-Kota Magelang. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerja sama Museum BPK RI dengan museum-museum di Bantul dan Magelang. Sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah R. Bambang Widodo (Ketua Umum Barahmus DIY) dan Agung Kristiyanto (Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Diskominfo Provinsi Jawa Tengah & Ketua Amida Jawa Tengah). Kegiatan ini diawali dengan tour Museum BPK RI dan dilanjutkan dengan sambutan Kepala Museum BPK RI, Dicky Dewarijanto.
Pada sesi pemaparan, Bambang Widodo menjelaskan museum memiliki tugas di bidang pendidikan melalui pemanfaatan museum untuk kepentingan pendidikan, di bidang pengkajian untuk pengembangan museum, serta dalam pemberian layanan kepada masyarakat harus memberikan rasa senang bagi pengunjung. Pada masa pandemi ini, Bambang menjelaskan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan penerapan protokol kesehatan dapat membantu membangun strategi dan persepsi positif museum sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan kesenangan yang aman dan nyaman. Bambang juga menambahkan bahwa pengelola dan pengunjung harus mampu beradaptasi melaksanakan dan menggunakan sistem/aplikasi seperti Peduli Lindungi, Zoom, Google Meet, dan lain-lain.
Pada kesempatan ini, Bambang juga menjelaskan museum sebagai pusat kebudayaan dan kegiatan pelayanan masyarakat perlu menjalin kerja sama dengan stakeholder (pemerintah, akademisi, pengusaha, organisasi/asosiasi, komunitas). Sangat penting juga bagi museum untuk menyusun strategi promosi dan melakukan aktivitas “branding” museum secara terus-menerus melalui media cetak dan media sosial. Untuk ke depannya, museum diharapkan dapat dijadikan sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan serta pusat informasi sejarah, sehingga museum mampu menumbuhkan imaginasi inovasi dan apresiasi untuk berkreasi.
Pada kesempatan ini, Agung Kristiyanto juga menjelaskan mengenai museum di masa depan. Dalam menatap museum di masa depan, banyak tantangan yang dihadapi oleh museum, antara lain disrupsi teknologi (berkembangnua dunia maya), koleksi yang semakin bertambah karena dunia semakin berumur, manusia yang lebih kreatif sehingga banyak karya yang memunculkan museum ikonik, adanya repatriasi (penyerahan barang dari luar), dan wisata yang menjadi sebuah kebutuhan sehingga museum dapat menjadi lokawisata. Untuk menjawab tantangan tersebut, Agung memaparkan solusi yang dapat dilakukan museum, yaitu menerapkan digitalisasi, sistem keamanan integrai, dan wisata virtual 3D; menambah sumber daya manusia, ruang, database inventaris koleksi, dan upaya pemeliharaan; membuat modernisasi museum dengan estetika interior; melakukan kerja sama penelitian dengan akademisi; melakukan marketing dan packaging agar menarik pengunjung; serta meningkatkan kepedulian semua pihak (sisi anggaran, kebersihan, lingkungan, dll).
Acara sarasehan keluarga besar museum ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Antusiasme para peserta terlihat dari sejumlah pertanyaan yang dilontarkan dalam diskusi.