Dalam rangka studi banding, Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) berkunjung ke Museum BPK RI pada Selasa, 21 Desember 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan museum terutama terkait dengan digitalisasi museum. Kegiatan studi banding ini diawali dengan peninjauan ke dalam Museum BPK RI. Kepala Museum BPK RI, Dicky Dewarijanto, turut mendampingi peninjauan museum. Tim Munasprok meninjau setiap ruangan terkait koleksi, media yang berbasis teknologi, dan lain-lain .
Setelah peninjauan, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang bertema Digitalisasi Museum: Pengelolaan Objek Kekunoan dengan Cara Kekinian. Diskusi ini dipimpin oleh Jaka Perbawa (Kurator Munasprok). Menurut Jaka, museum akan ditinggalkan pengunjung jika tidak menyediakan media berbasis teknologi digital yang up to date. Oleh karena itu, museum harus bisa berbenah dan mencoba untuk mengikuti perkembangan zaman. Munasprok sendiri telah memiliki produk-produk digital, antara lain komik digital, SMS Blast, komputer interaktif (monitor dan tablet), augmented reality, sensor audio, video mapping (the time machine table), dan virtual assistance.
Jaka menambahkan kebutuhan terhadap informasi dan tuntutan keahlian dalam hal teknologi digital sangat diperlukan untuk mengikuti hausnya masyarakat akan kebutuhan informasi. Dalam hal ini, pengelola museum harus responsif setiap saat seiring dengan perkembangan zaman. Pada saat ini, keberhasilan museum tidak hanya diukur dari berapa banyaknya pengunjung yang datang ke museum, tetapi juga pengunjung yang berkunjung di website dan media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, dan Youtube).
Selain itu, Jaka juga memaparkan pentingnya penelitian koleksi di museum. Tidak semua benda-benda yang masuk ke museum merupakan hasil penelitian, sehingga data tentang koleksi tersebut minimalis. Oleh karena itu, menurut Jaka, benda-benda koleksi harus diberi makna baru dengan menghadirkan konteks baru dalam tata pamer, serta informasi yang ada di balik benda koleksi museum harus digali untuk memberikan konteks baru. Penggalian informasi koleksi dapat dilakukan dengan memperhatikan bahan, memperhatikan bentuk, memperhatikan cara pembuatan, memperhatikan keadaan lokasi temuan, dan menafsirkan sesuai kaidah ilmu arkeologi/sejarah. Terdapat tiga macam penelitian terhadap koleksi, yaitu penelitian koleksi untuk memberikan penjelasan tentang riwayat koleksi tersebut, penelitian koleksi tentang uraian peranannya dalam kerangka sejarah yang lebih luas, dan penelitian koleksi sebagai data pendukung dari suatu kajian.
Setelah sesi pemaparan berakhir, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab sekaligus diskusi dan sharing, serta pemberian saran-saran membangun kepada Museum BPK RI. Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat hubungan baik Museum BPK RI dengan Museum Munasprok.